Gerhana Bulan 28 Agustus 2007

Di bulan Agustus ini, tampaknya Mars masih menyita perhatian masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dari banyaknya orang yang memperoleh berita bohong tersebut. Artikel saya pun menjadi artikel yang paling banyak dibaca dalam weblog ini. Padahal di bulan ini masih ada satu lagi peristiwa astronomi yang sebenarnya sangat menarik. Jadi, mari kita sekarang alihkan perhatian dari Mars yang sebesar bulan purnama yang tidak akan pernah terjadi.

Pada hari Selasa tanggal 28 Agustus 2007 nanti akan terjadi Gerhana Bulan Total (GBT), yang kebetulan dapat diamati langsung di Indonesia. Proses gerhana tersebut berakhir pukul 13.20 UT (Universal Time = GMT, berbeda 7 jam dengan WIB) atau 20.20 WIB. Padahal di wilayah Indonesia bagian barat bulan baru terbit sekitar pukul 17.30 WIB, yang berarti peristiwa gerhana ini hanya dapat diamati kurang dari 3 jam saja. Proses gerhana itu sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak pukul 07.53 UT (pukul 14.53 WIB). Untuk ulasan lengkap mengenai GBT ini, silakan lihat halaman ini, sedangkan gambar dari NASA ini memberikan ringkasannya.

Gerhana Bulan Total 28 Agustus 2007 - NASA

Jika di wilayah barat Indonesia hanya memiliki durasi kurang dari 3 jam, tidak demikian halnya di wilayah timur Indonesia [lihat gambar visibilitas GBT di dunia dari NASA]. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan adanya perbedaan waktu di Indonesia. Sebenarnya, bulan terbit pada waktu yang hampir sama, yaitu antara 17.30 – 17.50 di setiap waktu lokal (WIB, WITA, WIT), sementara proses gerhana berakhir pada pukul 21.20 WITA atau 22.20 WIT. Berarti gerhana dapat kita amati selama hampir 4 jam untuk daerah WITA dan hampir 5 jam untuk daerah WIT. Di kota, kita mungkin akan kesulitan menyaksikan gerhana bulan yang terjadi pada saat bulan baru terbit, karena pandangan kita ke arah kaki langit (horison) terhalang oleh banyaknya bangunan tinggi. Jadi perhitungan durasi di atas masih belum dikurangi waktu untuk menunggu hingga bulan memiliki cukup ketinggian agar dapat diamati.Agar memperoleh kesempatan lebih besar untuk mengamati GBT ini, ada setidaknya dua pilihan yang dapat dilakukan. Pertama, sebaiknya pilih tempat pengamatan yang memiliki area pandang ke arah timur yang bebas tanpa terhalang bangunan, seperti lapangan, pantai, atau tempat yang tinggi seperti pegunungan atau bukit. Kedua, pilih tempat pengamatan yang memiliki durasi waktu GBT yang lebih lama, yaitu di wilayah timur Indonesia. Semakin timur, waktu pengamatan akan semakin lama.

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi pada saat gerhana? Sebenarnya, gerhana itu ada dua, gerhana bulan dan gerhana matahari. Keduanya terjadi karena adanya kombinasi posisi antara tiga benda langit, yaitu matahari, bulan, dan bumi. Gerhana terjadi ketika ketiga benda tersebut berada pada satu garis lurus, dengan bumi berada di antara dua benda yang lain untuk peristiwa gerhana bulan, sedangkan gerhana matahari terjadi ketika bulan berada di antara matahari dan bumi. Untuk lebih jelasnya, gambar ini atau ini akan memberikan ilustrasi tentang bidang orbit bumi dan bulan.

Gerhana bulan sendiri ada dua macam, gerhana bulan total (GBT) dan penumbral. Keduanya bergantung pada bagaimana posisi bulan terhadap bayangan yang terbentuk akibat terhalangnya cahaya matahari oleh bumi. Terdapat dua jenis bayangan bumi, yaitu umbra (bagian tergelap dari bayangan = semua cahaya terhalang sempurna) dan penumbra (sebagian cahaya masih diteruskan). Pada peristiwa GBT bulan memasuki umbra, sedangkan pada gerhana sebagian bulan tidak memasuki umbra, melainkan hanya pada penumbra bumi saja.

Apabila melihat posisi bulan, maka kedua gerhana tersebut selalu terjadi pada fase bulan tertentu. Gerhana matahari selalu terjadi pada fase bulan mati/baru, sedangkan gerhana bulan terjadi pada fase bulan purnama. Mungkin Anda akan bertanya mengapa kedua gerhana tersebut tidak terjadi di setiap bulan. Jawabannya adalah karena bidang orbit bulan membentuk sudut sebesar 5 derajat dengan orbit Bumi. Jadi kesempatan terjadinya gerhana tersebut adalah ketika orbit bulan berpotongan di dua titik dengan orbit bumi, dalam periode satu kali setiap enam (6) bulan. Ketika bulan berada pada titik perpotongan orbit itu, maka peristiwa gerhana sangat mungkin terjadi. Gambar berikut akan memberikan ilustrasi yang cukup jelas.

Mungkin Anda masih ingat peristiwa gerhana bulan yang pernah terjadi dan dapat diamati di Indonesia pada tanggal 4 Maret 2007 dini hari. Jika kita hitung perbedaan waktu dengan tanggal 28 Agustus 2007, selisih kedua tanggal tersebut adalah hampir enam bulan. Kemudian jika kita perhatikan menurut penanggalan Hijriah atau Jawa (dua kalender yang menggunakan Bulan sebagai penanda waktu), tanggal-tanggal dari kalender Masehi tersebut bersesuaian dengan pertengahan bulan (14-15), yang berarti pada tanggal tersebut bulan berada pada fase purnama.

Website nasa berikut adalah salah satu web yang menyediakan informasi lebih banyak mengenai gerhana (bulan dan matahari).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.