Kapan Lebaran 1432 H/2011 M?

Di hari ke-29 puasa ini sudah banyak orang yang mengatakan bahwa hari ini adalah puasa terakhir. Salah satu penyebabnya adalah kalender yang banyak beredar di masyarakat menuliskan tanggal 30 Agustus 2011 adalah hari raya Idul Fitri. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa lebaran masih tanggal 31 Agustus nanti. Lalu apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa ada 2 versi yang berbeda?

Secara astronomis, Bulan sudah memasuki fase baru setelah mengalami konjungsi dengan Matahari pada tanggal 29 Agustus 2011 pukul 03 UT atau 10 WIB. Konjungsi itu sendiri berarti Bumi, Bulan, dan Matahari membentuk satu garis lurus. Saat Matahari terbenam sorenya, Bulan masih berada di atas horison. Inilah tanda masuknya bulan baru pada penanggalan Hijriah. Makanya di kalender sudah ditandai bahwa tanggal 30 Agustus adalah Lebaran. Keputusan ini adalah hasil dari perhitungan yang dilakukan antara lain oleh Muhammadiyah.

Sementara itu, ada versi lain yang mengatakan Lebaran jatuh pada tanggal 31 Agustus 2011. Itu adalah hasil dari perhitungan probabilitas kenampakan dan pengamatan/rukyat Bulan/hilal. Sore ini ketinggian Bulan tidak lebih dari 2 derajat, sehingga akan sangat sulit diamati karena sabitnya masih begitu tipis dan akan kalah terang dengan langit saat itu. Bulan baru dapat kita amati tanggal 30 sore setelah Matahari terbenam. Saat itu ketinggiannya sudah sekitar 14 derajat dan sabitnya sudah lebih tebal sehingga lebih mudah diamati ketika langit semakin gelap.

Lalu mana yang akan kita ikuti? Keputusan akhir tetap ada di masing-masing pembaca. Kami hanya bisa menyarankan untuk menunggu keputusan Pemerintah yang hasilnya baru akan diketahui setelah sidang Isbat tanggal 29 malam. Biasanya sidang tersebut ditayangkan di televisi secara langsung, jadi tunggu saja sekitar pukul 18.00 WIB.

Untuk menambah pengetahuan tentang pengamatan hilal, silakan kunjungi situs http://bosscha.itb.ac.id/hilal dan http://hilal.kominfo.go.id yang akan memuat tayangan langsung/streaming pengamatan hilal dari 14 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Pengamatan akan dilakukan pada pukul 16.00 waktu lokal pengamat, atau mulai pukul 14.00 WIB.

30 thoughts on “Kapan Lebaran 1432 H/2011 M?

  • 21.09.2011 at 19:37
    Permalink

    Di dalam Alqur’an 36/39, diperintahkan untuk menggunakan bulan sbg penanggalan, kenapa sekarang malah menggunakan kalender Masehi..? Ilmu Astronomi sudah maju sedemikian pesat, kenapa masih hrs ngotot melihat Hilal utk menentukan lebaran, padahal yg hrs ditentukan mestinya adalah awal Ramadhan? Apakah waktu beredarnya bulan thd bumi dan bumi thd matahari berubah-ubah? Kalo itu tetap, berarti semuanya bisa dihitung, setuju nggak pak DADC? (Ini tdk perlu dijawab pak DADC, hanya utk perenungan saja).

    Reply
  • 14.09.2011 at 12:31
    Permalink

    Yang menjadi penentu masuknya bulan baru itu hilal khan?

    yang saya bingung, gerhana matahari, gerhana bulan, atau kejadian-kejadian astronomi lainnya dapat diprediksi dan diperhitungkan jauh-jauh hari…lalu mengapa munculnya hilal masih harus dipermasalahkan

    Reply
    • 09.10.2011 at 18:49
      Permalink

      penentu masuknya bulan baru dalam astronomi adalah konjungsi (matahari, bulan, & bumi satu garis). sedangkan dalam islam, penentunya memang hilal (bulan sabit paling muda). perbedaannya ada pada apakah hilal tersebut harus dilihat ataukah cukup dihitung saja

      Reply
  • 13.09.2011 at 13:15
    Permalink

    Bung dadc, Sudah kah anda tahu tgl 12 Sept malam adalah bulan purnama. Hitiung mundur jatuh tanggal berapa, 1 Syawal 1432 H ?
    Jangan ngeyel. Di zaman Rasullullah, Satu orang saksi melihat Hilal, sudah cukup utk membatal kan puasa Rasul SAW

    Reply
    • 09.10.2011 at 18:27
      Permalink

      benar, 12 september memang purnama. tetapi menentukan awal bulan tidak bisa dilihat dari purnama lalu menghitung mundur. masalah saksi, apakah kita bisa menerima pengakuan seseorang yang jelas tidak mungkin? mungkin bisa disamakan seperti seseorang mengaku melihat seorang teman kita keluar dari rumah, sementara kita yakin tahu bahwa dia masih di dalam rumah. kita tidak bisa menerima kesaksiannya bukan?

      jadi bisa saja seseorang mengaku benar-benar melihat hilal, tetapi belum tentu hilal yang dilihatnya adalah benar-benar hilal dan dia tidak tahu itu. jadi kita bisa tolak kesaksiannya

      Reply
  • 08.09.2011 at 20:00
    Permalink

    saya awam pengetahuan agama dan umum (astronomi)
    tetapi karena sering menjumpai fakta dilapangan seperti ini, saya mencoba membaca dan belajar.
    benarkah prediksi saya untuk 1433 H menurut astronomi ?
    1 ramadhan 1433 H : 20 juli 2012 (muhammadiyah)
    1 ramadhan 1433 H : 21 juli 2012 (pemerintah)
    1 syawwal 1433 H : 19 agustus 2012 (muhammadiyah & pemerintah)

    Reply
    • 09.09.2011 at 21:41
      Permalink

      benar. kalau permasalahan tahun ini masih terjadi di tahun depan, maka yang kali ini berpuasa 29 hari akan gantian berpuasa 30 hari di tahun depan dan sebaliknya.

      Reply
    • 17.09.2011 at 08:12
      Permalink

      Kang Wee,

      Awal Puasa nya akan berbeda tgl 20/07/12 muhammadiyah, 21/07/12 pemerintah krn bulan terbit pd ketinggian 1 derajat 4 menit 32 detik diatas horizon memurut simulasi KStars.
      1 Syawal 1433 H (keterlauan kalau tidak sama), jatuh pd tgl 20/08/12 krn bulan terbit pd ketinggian 6 derajat 42 menit 40 detik

      Reply
  • 07.09.2011 at 21:33
    Permalink

    Kalimat: ” kami hanya bisa menyarankan menunggu keputsan Pemerinta …dst
    Ini hanya ada pada Bangsa Indonesia yang menentukan jatuhnya ! Syawal 1432 H lain sediri dr pd tetangganya di Asia Tenggara. Dengan mengabaikan Saksi yg sdh disumpah baik di cakung maupun Jepara yg telah melihat Hilal
    Para Astronom undang ulama ulama yg masih memakai mata telanjang utk melihat hilal dgn menggunakan program KStars dari Linux Mandriva 2008.

    Reply
    • 08.09.2011 at 06:40
      Permalink

      keputusan negara tidak perlu bergantung pada negara lainnya. adalah hak mereka di negara tetangga untuk mengambil keputusan yang berbeda dengan kita, tergantung dari kriteria yang digunakan. dan karena kriteria yang berbeda itulah keputusan indonesia dan negara-negara tetangga jadi berbeda.

      kesaksian di cakung dan jepara sangat meragukan. bagaimana bisa seseorang di cakung mampu mengamati hilal ketika matahari belum terbenam? sedangkan saksi di jepara baru mengungkapkan pengakuannya setelah jeda waktu yang cukup lama, sementara seharusnya ia mengungkapkannya secara spontan.

      melihat hilal tidak bisa menggunakan program simulasi peta langit seperti kstars, stellarium, atau starry night. melihatnya harus dengan mata dan bisa dengan alat bantu seperti teleskop.

      Reply
  • 30.08.2011 at 18:58
    Permalink

    Alhamdulillah dan insya allah aku akan ikut kalender astronomi sehingga aku mengharap agar selalu ada berita atau publikasi resmi data yang akurat dan kredible tentang kalender astronomi setiap menjelang awal muharam, romadhon, syawal, dan haji sehingga aku dapat merencanakan dan melakukan ibadah jangka pendek, menengah, dan panjang sesuai kalender astronomi. Dengan berbasis kalender astronomi dunia maka aku berpengalaman sholat ied di mana2 seperti di muhammadiyah, al azhar, masjid tempat saya tinggal, dan di mana aja yang melaksanakan sholat ied sesuai kalender astronomi. Kapan pemerintah nkri sadar untuk berfikir global atau dunia nggak indonesia sentris sehingga dapat memelopori munculnya kalender astronomi hijriah dan matahari dengan merubah lokasi bujur 0 (nol) ke kakbah dan membuat kalender matahari tanggal 1 januari saat matahari berada di katulistiwa. Dulu presiden Suharto menetapkan kalender anggaran 1 april – 31 maret yang mendekati matahari berada di katulsitiwa tanggal 23 maret. Nah apa salahnya kalau pola pikir itu kita bakukan sebagai kalender matahari dengan menetapkan 1 januari saat matahari berada di katulistiwa. Insya allah … Amien yra …

    Reply
  • 30.08.2011 at 15:41
    Permalink

    wah gimana nie ya kok blm adakejelasan kapan hari lebaran nya yaaaa???

    Reply
  • 30.08.2011 at 14:56
    Permalink

    Kq pada bingung c…
    ente ikuti aj yg menurut ente benar,,,
    Perbedaan bukan untuk diperdebatkan…
    Bukankah Rassulullah Pernah bilang “Serahkan semua pada ahlinya”….

    Reply
  • 30.08.2011 at 14:29
    Permalink

    lanjutkanlah masing2 ada dasar dan penanggung jawabnya… yang penting ikhlas

    Reply
  • 30.08.2011 at 11:08
    Permalink

    Terpesona : Gerhana-Matahari Total tempo lalu, dari hitungan JAM, Menit, Detik tepat, malah waktu gelap dihitung bunyi tit, tit per detik tepat, begitu pula waktu terang kembali. PERHITUNGAN 1 Syawal kan cuma Hari, bukan jam, kok susah buanget. Pake Software ini saja ( LAPAN, Boscha ) untuk Penetapannya.-

    Reply
  • 30.08.2011 at 07:27
    Permalink

    Apakah jika penentuan 1 Syawal tgl 29/30 Agst. ’11, kebenarannya nanti bisa diuji dg menghitung jml hr bln Syawal yg umurnya 30hr? Kesalahan menentukan awal bln Syawal apakah dpt mempengaruhi perhitungan bln-bln berikutnya? Mksh.

    Reply
    • 30.08.2011 at 08:58
      Permalink

      pertanyaan menarik. tapi saya koreksi dulu, mungkin sebaiknya bukan ‘kesalahan menentukan awal bulan’ tetapi ‘perbedaan menentukan awal bulan’. perhitungan tiap bulan memang akan berpengaruh di bulan berikutnya, dalam artian jumlah harinya jadi berbeda. misalnya yang terjadi saat ini. apabila lebaran tanggal 30 agustus, maka jumlah hari di bulan syawal jadi 30. sedangkan yang berlebaran tanggal 31 agustus akan memiliki bulan syawal berisi 29 hari. akhir bulan syawal nanti akan tidak ada perbedaan dari segi perhitungan ataupun pengamatan, yaitu di 28 september sore

      Reply
  • 29.08.2011 at 20:58
    Permalink

    cacam kapan lebaranyo….!!!!!!!!

    Reply
  • 29.08.2011 at 18:47
    Permalink

    ilmu falak itu ilmu pasti, artinya peredaran bumi, bulan,matahari dan planet lain dah pasti peredarannya, mereka tetap padaporosnya dan artinya hal itu bisa dijadikan dasar referensi buat penentuan kapan pergantian waktu, menit, jam, hari, bulan, tahun dan seterusnya…… orang ilmu falak dah bisa membaca kapan terjadi gerhana, termasuk kalender 200 tahun kedepan bisa di tetuin., kenapa yang jadi masalah itu hanya 1 ramadhan dan 1 syawwal,……

    ane setuju ame muhammadiyah yang dah berani menggunakan ilmu hisabnya artinya…… ilmu akademisnya dah di pake bener……..

    Reply
  • 29.08.2011 at 18:38
    Permalink

    menurut saya, sesuai keterangan ilmiah diatas, sudah di pastikan lebaran jatuh pada hari selasa,ntu ka dah masuk bulan baru…..
    ” Secara astronomis, Bulan sudah memasuki fase baru setelah mengalami konjungsi dengan Matahari pada tanggal 29 Agustus 2011 pukul 03 UT atau 10 WIB. Konjungsi itu sendiri berarti Bumi, Bulan, dan Matahari membentuk satu garis lurus. Saat Matahari terbenam sorenya, Bulan masih berada di atas horison. Inilah tanda masuknya bulan baru pada penanggalan Hijriah ”

    hari selasa besok eeeee… tau2 bulan dah nongol di 14 derajat, berarti ntu dah bulan baru dan hari baru….. “Saat itu ketinggiannya sudah sekitar 14 derajat dan sabitnya sudah lebih tebal sehingga lebih mudah diamati ketika langit semakin gelap”

    sekarang ilmu pengetahuan sudah sangat terbuka, …… tinggal kita menyikapinya aja….

    Reply
  • 29.08.2011 at 17:51
    Permalink

    sebenarnya lebaran besok atau Hari Rabu???

    Reply
    • 29.08.2011 at 17:56
      Permalink

      kita tunggu keputusan pemerintah di sidang isbat malam ini saja

      Reply
  • 29.08.2011 at 15:34
    Permalink

    Kenapa cuma Ramadhan dan 1 syawal yang dimasalahkan…. tetapi 1 muharam …10 dzulhijah ga pernah dimasalahkan…..dah apakah tiap bulan kita harus lihat Hilal untuk mengetahui tanggal 1 di bulan hijriah ??….. ayo dong para Ulama… dan kenapa sidang Isbath hanya dilakukan hanya untuk 1 syawal dan 1 ramadhan…..sedangkan bulan lain ga…??? …..

    Reply
    • 29.08.2011 at 16:33
      Permalink

      karena kepentingan di 2 bulan ini sangat besar. tapi kalau tidak salah, ada juga sidang isbat untuk bulan dzulhijjah karena ada hari raya idul adha di situ.

      Reply
  • 29.08.2011 at 14:46
    Permalink

    dalam hadisnya Rasul mengatakan bahwa umatku ini ummiy.. (tidak tau tulis baca. karena pada waktu itu memang tidak ada umat yang tau teknologi untuk bs melihat bulan atau menghitung kalender sesuai hisab). hadis Rasul yg mengatakan bahwa “berpuasalah karena melihat bulan dan berbuka karena melihat bulan”, ini merupakan metode untuk menjawab keummiyan umat Muhammad pd waktu itu. nah, sekarang ini kecanggian teknologi sudah begitu pesatnya, kita sudah tau waktu berbuka tidak mesti melihat tenggelamnya matahari dengan penglihatan yg sempurnah, jadi kalau sudah yakin bahwa metode hisab mengatakan bahwa tgl 30 merupakan bulan baru, saya kira tidak diragukan bahwa tgl 30 merupakan 1 syawal. hal ini sesuai kata Allah bahwa Dialah yg menjadikan matahari dan bulan untuk mengetahui hitungan tahun.. begitu. sukron

    Reply
  • 29.08.2011 at 14:18
    Permalink

    Terima kasih banyak ya sdr.Hanief, informasinya sangat berguna untuk ibu rumah tangga spt saya. Jd saya ga bingung kapan harus mulai memasak ketupat, hehehe… Ayo ilmunya di share lagi dong.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.