dadc Mendukung Bumi Datar, Asalkan

Barangkali sudah banyak pembaca yang tahu bahwa belakangan ini muncul keramaian di dunia maya seputar Flat Earth Conspiracy atau Konspirasi Bumi Datar (dadc singkat FE). Menurut pengamatan dadc (dunia astronomi dot com), awal keramaian FE ini adalah dari serial video propaganda di Youtube. Di situ disebutkan bahwa sebenarnya Bumi kita datar dan foto Bumi bulat serta segala bukti yang ada merupakan hasil konspirasi kebohongan global. Padahal di video tersebut tidak ada satupun bukti sahih menurut sains yang menunjukkan bahwa Bumi datar. Namun tetap saja video itu mengakibatkan banyak orang mulai meragukan fakta Bumi bulat dan menganggap Bumi datar, diam, dan dikelilingi oleh benda-benda langit. Melalui tulisan ini, dadc bisa saja menyatakan mendukung fakta bahwa Bumi datar dan diam, asalkan beberapa syarat terpenuhi. Apa saja syaratnya? Sebagai permulaan, di sini dadc akan sampaikan 2 syarat terlebih dahulu.

Dalam video-video itu disebutkan bahwa selain datar, Bumi kita diam dan justru Matahari serta benda-benda langitlah yang mengelilingi Bumi. Karena itu, apabila memang Bumi ini datar dan diam, FE harus bisa menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi di Bumi kita yang sudah dapat dijelaskan secara mudah dengan asumsi Bumi ini bergerak. Setidaknya ada 2 hal yang harus dijelaskan oleh FE secara ilmiah jika memang Bumi ini disebut diam, yaitu
1. efek Coriolis pada badai dan gerak bandul Foucault,
2. paralaks bintang.
Hal pertama adalah petunjuk gerak rotasi sedangkan paralaks adalah petunjuk bahwa Bumi mengelilingi/mengorbit Matahari (gerak revolusi). Supaya semuanya menjadi lebih jelas, mari kita bahas satu persatu.

Efek Coriolis

Mungkin banyak dari kita sudah tahu bahwa sebuah badai/tornado/typhoon adalah angin yang berputar spiral secara cepat hingga membentuk corong. Uniknya, angin tersebut tidaklah pernah terjadi, terbentuk, dan mengarah ke daerah ekuator/khatulistiwa Bumi. Hal ini dapat dijelaskan dengan melihat proses terbentuknya badai yang sebenarnya terkait erat dengan efek Coriolis yang terjadi akibat gerak rotasi Bumi.

Efek (atau gaya) Coriolis adalah fenomena yang timbul pada pergerakan sebuah benda di atas benda lainnya yang sedang berputar. Misalnya kita sedang menaiki wahana permainan komidi putar yang berputar berlawanan arah putaran jarum jam. Jika kita menggelindingkan bola di permukaan wahana tersebut secara lurus dari tepi ke arah pusat, maka bola tidak akan sampai ke pusat rotasi wahana melainkan bergeser ke arah kanannya. Hal ini terjadi karena kecepatan linier di tepi lebih besar dibanding di pusat. Jadi ketika bola digelindingkan dari tepian, ia memiliki komponen kecepatan ke kanan yang menyebabkannya bergerak agak ke kanan dari pusat rotasi sebagai sasarannya.

Animasi efek Coriolis pada pergerakan benda di atas benda lain yang berputar. Sumber: Corioliskraftanimation - Wikimedia - CC-BY-SA-3.0-migrated
Animasi efek Coriolis pada pergerakan benda di atas benda lain yang berputar. Sumber: Corioliskraftanimation – Wikimedia – CC-BY-SA-3.0-migrated

Begitu pula di Bumi kita, kecepatan linier di ekuator lebih besar dibanding di kutub. Jika kita bisa melempar bola cukup kuat dari ekuator ke arah Kutub Utara, maka bola tersebut akan melenceng ke arah kanannya (timur) Kutub Utara. Sedangkan jika kita melempar ke arah Kutub Selatan, maka bola akan melenceng ke arah kirinya (timur) Kutub Selatan. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika kita melempar dari kutub-kutub ke arah ekuator.

Setelah kita tahu apa itu efek Coriolis, mari kita lihat apa itu badai. Sebuah badai terbentuk karena ada lapisan udara hangat di atas permukaan samudera yang bergerak naik sehingga menimbulkan tekanan rendah di area yang ditinggalkan. Akibatnya udara dari tempat lain akan bergerak menuju area tersebut. Namun udaranya tidaklah bergerak secara lurus, melainkan membelok (dan akhirnya membentuk spiral) karena efek Coriolis dari rotasi Bumi. Gerakan inilah yang akhirnya membentuk badai. Seluruh badai di utara ekuator akan berputar berlawanan arah jarum jam, sedangkan badai di selatan ekuator berputar searah jarum jam. Sedangkan di ekuator tidak akan terjadi badai karena pergerakan udara di kawasan ini tidak membentuk spiral.

Distribusi badai di dunia dari tahun 1945 hingga 2006. Sumber: Tropical cyclones 1945 2006 wikicolor - Wikimedia CC-BY-SA-3.0
Distribusi badai di dunia dari tahun 1945 hingga 2006. Sumber: Tropical cyclones 1945 2006 wikicolor – Wikimedia CC-BY-SA-3.0

Efek Coriolis juga menyebabkan gerak ayunan bandul Foucault bergeser/berputar dalam periode tertentu. Bandul Foucault adalah sebuah bandul yang tali/rantai penggantungnya sangat panjang (mencapai puluhan meter). Sebuah bandul sebenarnya memiliki frekuensi ayunan alamiahnya sendiri, yang bergantung hanya dari panjang tali. Berapapun bebannya, frekuensi ayunan tidak akan berubah asalkan panjangnya tetap.

Animasi pergerakan bandul Foucault
Animasi pergerakan bandul Foucault. Sumber: Foucault-rotz – WIkimedia – CC-BY-SA-3.0-migrated

Jika kita membuat sebuah bandul yang sangat panjang, frekuensi ayunannya akan cukup lama sehingga kita dapat melihat pengaruh gerakan rotasi Bumi terhadap ayunan bandul tersebut. Bidang ayunannya akan bergeser secara perlahan sehingga dalam suatu rentang waktu tertentu, bidang ayunannya kembali seperti keadaan awal. Periode pergeserannya tersebut bergantung pada lintang/posisinya di Bumi. Jika bandul terletak di kutub, periodenya 24 jam. Sedangkan bandul yang terletak di ekuator tidak akan mengalami efek pergerakan yang sama.Jika Bumi ini memang diam, maka bagaimana penjelasan FE untuk fenomena badai dan bandul Foucault tersebut? Bagaimana mereka menjelaskan bahwa tidak ada badai di sekitar ekuator Bumi? Sejauh yang dadc amati, belum ada penjelasan untuk hal ini dari FE.

Paralaks

Paralaks adalah perubahan kenampakan latar belakang sebuah benda jika benda tersebut dilihat dari 2 tempat yang berbeda. Contoh paling mudah untuk menjelaskan paralaks adalah dengan melihat jari telunjuk yang diacungkan pada jarak ~50 cm di depan mata kita, lalu kita lihat bergantian dengan salah satu mata kanan atau kiri saja. Kita akan melihat bahwa jari kita tampak “berpindah” ketika awalnya dilihat dengan mata kanan lalu ganti dilihat dengan mata kiri. Padahal jari kita diam di tempat dan yang berubah adalah posisi melihatnya.

Dari Bumi, kita juga bisa melihat adanya paralaks pada bintang-bintang dekat. Hal ini sudah disadari oleh banyak ilmuwan jaman dahulu bahkan sejak model alam semesta geosentris/heliosentris ramai diperdebatkan. Mereka tahu bahwa paralaks akan menjadi bukti bahwa Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam revolusinya. Namun saat itu teknologi pengamatan masih belum cukup untuk mendeteksi adanya paralaks, sehingga geosentrislah yang mengemuka di jaman tersebut. Perubahan barulah terjadi setelah paralaks ditemukan pertama kali, dan sejak itu heliosentrisme pun menguat dibanding geosentrisme.

Paralaks bintang dan perbandingan kenampakan dari dua lokasi
Paralaks bintang dan perbandingan kenampakan dari dua lokasi

Paralaks pada bintang-bintang dekat dapat terjadi karena kita mengamatinya dari 2 tempat yang berjarak 6 bulan. Misalnya sebuah bintang diamati & dipotret di bulan Januari lalu 6 bulan kemudian di bulan Juli. Hasil foto dari kedua waktu tersebut pun bisa dibandingkan untuk dicari perbedaannya. Jika ada perbedaan berarti ada sudut paralaks dan kita bisa pula menentukan jaraknya dengan menggunakan paralaks trigonometri.

Paralaks bintang dan simbol untuk rumus menghitung jarak bintang
Paralaks bintang dan simbol untuk rumus menghitung jarak bintang

Apabila Bumi ini diam dan semua benda langit lainnya mengelilingi Bumi, maka harus ada penjelasan untuk perubahan/paralaks yang terjadi secara periodik (6 bulan sekali). Bagaimana menjelaskan bahwa ada banyak bintang yang secara bersamaan bergerak dengan periode yang sama? Hal ini tidak dapat dijelaskan oleh geosentrisme dan FE.

Sebenarnya masih ada banyak hal lain yang belum dijelaskan oleh FE secara saintifik, yang ada hanya berdasar bualan, asumsi yang salah, dan analogi yang tidak berkaitan. Sementara banyak pertanyaan yang mereka ajukan sudah bisa dijawab dengan pengetahuan IPA sejak SD-SMA. Seperti kenapa kita tidak bisa merasakan rotasi Bumi (mudah dijelaskan dengan analogi penumpang kereta api), kenapa satelit sulit terlihat di malam hari, berapa jarak Matahari dan Bulan, dan lain-lain.

Sekali lagi, dadc bisa saja percaya bahwa Bumi ini datar asalkan berbagai fenomena yang kita amati sekarang bisa dijelaskan secara ilmiah. Untuk saat ini, dadc bahas mengapa Bumi ini tidak mungkin diam, sebagaimana diklaim oleh kaum FE. Selanjutnya dadc akan membahas poin-poin lainnya secara mendetil. Simak dadc terus ya.

NB. Jika ada FE yang ingin memberikan penjelasan tentang fenomena yang dadc bahas di atas, silakan buat artikelnya lalu kirim link di komentar.

2 thoughts on “dadc Mendukung Bumi Datar, Asalkan

  • 09.02.2019 at 09:51
    Permalink

    Paralax seperti nya sudah di bahas di video2 FE. Sekarang coba di jawab tantangan FE yaitu menghitung gerhana dengan motode bumi bulat dengan tepat

    Reply
    • 27.03.2019 at 09:32
      Permalink

      halo kak hardi. seperti sudah ditulis di bagian akhir, justru fe lah yang kami tantang untuk membuat tulisan tentang apa yang kami bahas di sini. kalau perhitungan gerhana sudah banyak dilakukan dan hasilnya digunakan banyak pihak. misalnya fred espenak dari nasa.

      Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.