InstrumentasiUlasan

Planetarium Taman Pintar Yogyakarta

Sejak bulan Agustus tahun 2012, Taman Pintar Yogyakarta memiliki sebuah wahana pendidikan baru yang bernama Planetarium. Gedung Planetarium itu terletak di dekat wahana air menari dan PAUD, atau sebelah timur pintu utama.

Planetarium Taman Pintar Yogyakarta
Planetarium Taman Pintar Yogyakarta

Planetarium adalah ruang pertunjukan simulasi langit. Kondisi di dalamnya mirip seperti bioskop, terdapat sebuah layar dan proyektor yang akan menampilkan gambar di layar. Perbedaannya, proyektor terdapat di ruang yang sama dengan pengunjung dan layarnya berbentuk setengah bola serta terletak di langit-langit ruangan. Karena layarnya di atas kepala, sandaran kursi penonton biasanya miring/bisa direbahkan untuk kenyamanan kita dalam menikmati pertunjukan.

Di dalam planetarium, kita dapat melihat berbagai macam benda langit seperti Matahari, Bulan, bintang-bintang, planet-planet, berbagai bentuk ilustrasi rasi, dan juga fenomena astronomi seperti gerhana Matahari dan Bulan. Kita juga dapat melihat keadaan langit di waktu kapanpun dan dari manapun, tergantung pengaturan yang digunakan. Tentunya ruangan akan digelapkan jika yang disimulasikan adalah langit malam hari.

Planetarium di Taman Pintar ini adalah yang keempat di Indonesia setelah yang ada di Jakarta, Surabaya, dan Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Namun dari semuanya itu, hanya planetarium di Taman Pintar ini saja yang menggunakan proyektor digital. Proyektor jenis ini memiliki kelebihan dapat memutar/menampilkan film dan gambar-gambar tambahan secara mudah. Jangan lupa, planetarium sangatlah berbeda dengan observatorium. Planetarium adalah tempat wisata dan hiburan yang terbuka untuk semua orang, sementara observatorium (contohnya Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung) adalah tempat pengamatan dan penelitian yang tidak bisa dimasuki sembarang orang.

Untuk menikmati pertunjukan di dalam Planetarium Taman Pintar ini, kita harus membeli tiket seharga Rp 15.000 per orang. Pertunjukannya dilaksanakan setiap satu jam sekali dan kapasitas ruangannya adalah 50 kursi. Tidak ada nomor yang tertera di setiap kursi, jadi penonton dibebaskan untuk memilih tempat duduk. Pertunjukan di dalam sebuah planetarium biasanya memerlukan ruangan yang gelap. Jadi pengunjung akan dilarang untuk mengoperasikan benda-benda yang dapat mengeluarkan cahaya karena akan mengganggu jalannya pertunjukan. Mata kita membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk beradaptasi dengan kegelapan, sehingga gangguan cahaya sedikit saja akan membuat mata kita tidak sensitif dengan kegelapan lagi. Selain itu, pengunjung yang takut dengan kegelapan (misalnya anak kecil) juga disarankan untuk tidak menyaksikan pertunjukan. Terutama bila dapat menimbulkan kegaduhan di ruangan.

Bagian dalam Planetarium
Bagian dalam Planetarium

Ketika masuk ke dalam gedung Planetarium kita dapat melihat beberapa gambar nebula, yaitu Orion Nebula, Drustan Nebula, Cometary Nebula, dan The Dancing Nebula di dinding lorong tunggunya. Sayangnya Drustan Nebula serta Dancing Nebula bukanlah objek astronomi, melainkan gambar rekayasa artistik. Namun di keterangan di sebelah gambar disebut sebagai objek gugus bola (globular cluster) yang termasuk dalam katalog Messier. Pengunjung yang tidak jeli mungkin tidak akan tahu kesalahan tersebut.

Foto Drustan Nebula dan keterangannya
Foto Drustan Nebula dan keterangannya

Durasi pertunjukan di Planetarium ini adalah 30 menit. Awalnya, pengunjung akan diajak untuk menikmati langit malam Yogyakarta hari itu. Bedanya, di pertunjukan ini langitnya akan tampak jauh lebih gelap, lebih cerah, dan lebih banyak bintang. Karena sebagai kota yang padat, langit malam Yogyakarta sudah tercemar oleh polusi udara dan polusi cahaya yang cukup memprihatinkan. Bintang yang terlihat di malam hari pun hanya yang terang-terang saja. Pengunjung juga akan diberikan penjelasan singkat tentang objek-objek langit, tergantung apa yang terlihat kala itu. Selain itu ada juga penjelasan tentang rasi-rasi bintang serta simulasi hujan meteor. Setelah itu pengunjung disuguhi film pendek astronomi yang berjudul: The Birth of Solar System dan Rocket Man, yang sekaligus mengakhiri pertunjukan.

Selesai pertunjukan, pengunjung akan diarahkan untuk keluar dari pintu yang berbeda dengan pintu masuk. Kembali akan tampak tiga buah gambar astronomi, yaitu Sombrero Galaxy, Grand Spiral Galaxy, dan Andromeda Galaxy. Namun lagi-lagi ada kesalahan informasi di gambar Grand Spiral Galaxy. Di situ disebutkan bahwa galaksi itu adalah NGC 1232, padahal NGC 1232 tidak memiliki nama lain Grand Spiral Galaxy.

Menikmati pertunjukan di sebuah Planetarium akan mengobati kerinduan warga kota besar terhadap indahnya langit malam. Bintang-bintang dan galaksi Bimasakti akan sulit diamati bila polusi cahaya sudah sedemikian tinggi. Daripada pergi menjauhi kota menuju desa yang lebih gelap, datang ke Planetarium bisa menjadi salah satu alternatif yang mengasyikkan. Jadi, kunjungilah Planetarium terdekat dan nikmati langit ‘buatan’ yang disuguhkan. Semoga dengan bertambahnya jumlah planetarium di Indonesia membuat kesadaran tentang pentingnya mengurangi polusi cahaya kian tumbuh di masyarakat.

Kontributor: Rufayda A.
Editor: dadc.

4 thoughts on “Planetarium Taman Pintar Yogyakarta

  • saya suka website ini. tampilannya oye. gaya penulisan artikel2nya renyah, nyaman dibaca. saya subscribe ah. trmksh 🙂

    Reply
    • terima kasih. mohon saran dan kritiknya juga 🙂

      Reply
    • Ini bukan laporan kunjungan ke planetarium ya..tlong blas yayayayaaaaaaaaaaaayayayayayaya

      Reply
      • sebenarnya bisa dibilang laporan kunjungan juga kok. kenapa gitu? 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.