Bumi Ini Bulat atau Datar?
Tahukah Adik-adik, pertanyaan ini sering ditanyakan loh. Tidak hanya oleh anak-anak, tetapi juga oleh orang dewasa. Kita akan bahas di sini, tapi sebelumnya patut diingat bahwa sangatlah penting untuk membahasnya berlandaskan bukti terbaru karena kita sedang berbicara sains. Bicara sains tanpa bukti itu sama saja dengan berbohong alias hoax.
Kita lihat dulu sejarahnya ya. Dulu ketika teknologi belum semaju sekarang, kita sulit menentukan apakah Bumi bulat atau datar. Ilmu yang kita miliki baru sebatas dipelajari dari apa yang bisa kita lihat dengan mata. Dan karena sejauh kita memandang horison tidak tampak melengkung dan kita tidak bisa merasakan Bumi bergerak padahal seluruh benda langit bergerak, maka Bumi pun dianggap datar dan diam. Di sini, membahas bentuk Bumi memang tidak bisa lepas dengan membahas pergerakannya, karena keduanya berkaitan erat.
Seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi, kita mulai menemukan bukti bahwa Bumi tidak datar dan tidak diam. Misalnya bayangan Bumi di permukaan Bulan saat gerhana Bulan berbentuk lingkaran, yang berarti bahwa Bumi kita bulat.
Lalu bukti bahwa sebaran atau kenampakan bintang di belahan Bumi sebelah selatan yang berbeda dengan di utara. Jika Bumi datar, seharusnya kita bisa melihat bintang yang sama dari seluruh wilayah di permukaan Bumi.
Kemudian pelayaran dan penerbangan ke satu arah tertentu akan membawa kita kembali ke tempat semula. Jika Bumi datar, kita pasti tidak akan kembali ke titik awal tetapi justru menemui bagian tepinya.
Pada tahun 1609, Galileo mulai menggunakan teleskop untuk mengamati benda langit. Kita jadi tahu planet-planet lain berbentuk bulat dan ada satelit yang mengelilingi mereka. Sebelumnya, orang-orang berpikir bahwa tidak mungkin Bumi bergerak karena Bulan akan tertinggal jauh.
Lalu pada tahun 1837, Friedrich Bessel menemukan bukti adanya paralaks pada bintang. Paralaks adalah perbedaan posisi sebuah objek yang dilihat dari dua tempat berbeda. Misalnya begini. Pegang pensil di depan wajah kita sejauh 50 cm, lalu perhatikan apa yang terjadi ketika kita melihatnya dengan satu mata saja secara bergantian. Pensil itu akan tampak berpindah karena objek di latar belakangnya berbeda ketika kita melihat dengan mata kanan saja atau mata kiri saja.
Dengan ditemukannya paralaks, maka kembali kita mendapatkan bukti revolusi Bumi. Selain itu, kita juga mempunyai bukti gerak rotasi Bumi dengan adanya efek Coriolis dan gerak bandul Foucault (keduanya kita bahas terpisah ya). Selanjutnya kita cari bukti bahwa Bumi bulat.
Untuk itu, coba kita lihat gambar berikut. Ini adalah gambar jaringan tiang listrik yang melintasi danau Pontchartrain di Amerika Serikat. Lebar danaunya 64 km (timur-barat) dan 39 km (utara-selatan). Di sini kita bisa lihat bahwa posisi puncak tiang di kejauhan tampak lebih rendah dari yang dekat. Padahal keseluruhan tiang tersebut memiliki tinggi yang sama dan kita tahu permukaan air selalu datar di manapun berada. Ketinggian tiang tampak berbeda disebabkan posisi permukaannya yang berbeda. Hal ini bisa menjadi bukti bahwa permukaan Bumi kita melengkung, yang menguatkan bahwa Bumi berbentuk bulat.
Berdasarkan pengamatan seadanya di masa lalu, orang-orang zaman dahulu mengira bahwa Bumi datar dan tidak bergerak. Tetapi, kini kita punya bukti bahwa Bumi bulat serta mengalami gerak rotasi dan revolusi. Terlebih lagi foto dari luar angkasa menunjukkan bahwa Bumi kita ini bulat.
Seandainya di masa depan ada bukti baru yang menyatakan berbeda lagi, maka pemahaman kita pun akan berubah. Begitulah sains, kebenaran suatu hal relatif terhadap rentang waktu tertentu, yaitu selama bukti yang membantahnya atau mendukungnya belum ditemukan.
Sumber gambar: https://drive.google.com/drive/folders/0B_de5ZI7emSGbDFsRU5Na05IcHc
Artikel ini telah dimuat di website Anak Bertanya